Sebutir Kerinduan
Teringat pada sebuah kisah
tentang kita
Pukul dua belas lewat empat
puluh tiga
Di kawasan gumul simpang lima
Sesosok pria yang menginjak usia
dewasa berkemeja merah
Mengucapkan kata pisah untuk
yang kesekian kalinya
Seorang gadis dihadapannya
hanya diam terpaku
Mencoba untuk mengartikan sebuah
diksi yang mengganggu
Langit biru dan bangunan itu
menjadi saksi bisu
Atas terlukanya hati yang
kelabu
Kini semua tak lagi sama
Segalanya telah berubah
Tak lagi terdengar suara canda
Tak lagi melewati tangis
derita bersama
Serta tak pernah lagi terucap
kata kita
Mungkin kau sudah mencoba tuk
melupakan
Semua masa indah yang kusebut
kenangan
Namun sadarkah saat kau
terlalu sayang
Tidak semudah seperti
membalikkan telapak tangan
Untuk sekedar melepaskan
apalagi melupakan
Kini sudah genap empat tahun
kau berlalu
Namun rasa sayang ini masih
terdiam kaku
Seakan tak terusik oleh hati
yang dingin membeku
Yang masih mengharap kau
kembali padaku